Pengajian Anak-anak Bulan Ramadhan


Teringat dulu di kampungku ketika bulan ramadhan tiba. Setelah ba’da ashar anak-anak sudah mandi dan berpakaian rapi lengkap dengan kopiah dan mukena. Ya…mereka mau datang ke rumah kosong ( bukan mushola atau masjid) tempat di mana aku dan anak-anak lain bergembira ingin mengaji. Aku dan puluhan anak-anak lain begitu ceria mendapati datangnya bulan ramadhan. Mungkin bagi sebagian anak-anak bergembira karena dengan adanya bulan ramadhan, akan ada pengajian anak-anak yang mereka tunggu-tunggu termasuk aku.  Ditambah dengan adanya snack / ta’jil untuk membatalkan puasa bagi yang puasa diberikan khusus di bulan ramadhan, yang di bulan-bulan lain tidak ada menambah keceriaan kami sebagai anak-anak yang masih kecil.

Ta’jil itu diberikan oleh ibu-ibu kami yang sudah ikut sholat ke masjid dari warga kami. Mereka diberikan jadwal, setiap sore dua keluarga akan memberikan ta’jil sebanyak anak-anak yang ikut pengajian. Waktu itu kalau nggak salah ingat sekitar 50-60 anak dan pengajar. Guru atau ustadz yang mengajar ngaji ditempatku lazim disebut mbak-mbak bagi yang perempuan dan mas-mas bagi yang laki-laki. Karna mereka rata-rata masih remaja seumur remaja SLTA. Menu favorit dari ta’jil waktu itu adalah kolak singkong/ubi dan sego tumpang ( nasi dengan sayuran yang dibumbui bumbu kelapa parut dan taburan kedelai tumbuk yang juga dibumbui, ditambah sepotong tempe atau spotong dadar telor).

Karena melihat anak-anak senang dengan dua menu itu, ibuku sering diminta oleh kakakku yang menjadi pengajar (kakak pembina) untuk memberikan ta’jil berupa kolak singkong atau sego tumpang. Makanya kalau ada dua menu ini aku perhatikan anak-anak sangat senang, menikmati makanan, bahkan ada yang kurang ingin nambah karena sangat enak menurut mereka. Kalau ada jatah lebih tak jarang kakak pembina memberikan tambahan bagi yang kurang, namun kalau pas-pasan terpaksa mereka mengajarkan untuk menerima jatahnya masing-masing.

Pengajian anak-anak dikampungku sudah berjalan sangat lama bahkan puluhan tahun sebelum adanya program TPA dan IQRO’ yang sangat terkenal itu. Kami waktu itu masih menggunakan buku juz ‘amma sebagai panduan untuk belajar mengaji. Walaupun akhirnya kami juga mengadopsi TPA setelah adanya dana untuk membeli buku-buku iqro’. Materi yang diajarkan di pengajian anak-anak bulan ramadhan meliputi :

  1. Belajar membaca al-qur’an.
  2. Praktek sholat dan bacaannya.
  3. Hafalan surat pendek.
  4. Hafalan doa.
  5. Praktek wudhu.
  6. Sejarah islam / aqidah akhlaq. Yang biasanya diisi dengan cerita islam seperti sejarah nabi dan cerita/riwayat dari hadits-hadits qudsi. Dan anak-anak sangat senang dengan cerita-cerita ini.

Menjelang akhir bulan ramadhan kurang seminggu atau lima hari, di pengajian anak-anak bulan ramadhan diadakan perlombaan untuk memacu dan mengasah kemampuan anak-anak yang selama 1 bulan mengikuti pengajian. Cabang-cabang perlombaan meliputi :

  1. Hafalan doa.
  2. Hafalan surat pendek.
  3. Praktek sholat.
  4. Praktek wudhu.
  5. Adzan.
  6. Cerdas cermat.
  7. Tartil al-quran.
  8. Pidato.

Anak-anak sangat senang dengan perlombaan ini karena bagi pemenang nantinya kan diberikan hadiah oleh kakak-kakak Pembina. Tak sedikit yang gugup, tegang dan keder apalagi di perlombaan adzan dan pidato. Banyak cerita lucu yang masih kuingat tentang perlombaan ini namun secara garis besar memberikan kenangan yang tak terlupakan, entah kapan memorial-memorial seperti itu dapat ku kecap lagi setelah dunia dan waktu semakin berjalan dengan singkat. Bahkan ada anak kecil yang menangis karena tidak mendapat hadiah, semua menyiratkan kegembiraan dan antusiasme warga akan pengajian anak-anak, ramadhan, idul fitri dan kebersamaan kami di kampung kala itu.

Tibalah saatnya malam takbir menjelang idul fitri keesokan harinya. Anak-anak dan warga sangat antusias menyambutnya. Anak-anak dan remaja dari pagi hingga sore hari sibuk menyiapkan oncor (obor dari bambu) dan perlengkapan takbir keliling ba’da isya’. Sebagian ada yang menimbang dan membagi beras zakat. Ibu-ibu memasak makanan untuk snack dan nasi untuk makan malam. Dari bedug maghrib anak-anak sudah ramai di rumah kosong. Orang tua biasanya ba’da isya baru datang. Setelah isya’ konvoi takbir keliling dimulai. Mereka mengelilingi kampung kami bersama rombangan dari semua jamaah mushola dan masjid yang lain di desa kami. Takbir keliling dilakukan dengan jalan kaki, dan membawa gerobak untuk membawa ampli dan pengeras suara. Hampir semua peserta takbir keliling membawa obor dari bambu.

Rombongan takbir keliling tiba di rumah kosong, para orang tua bapak-bapak, ibu-ibu, kakek nenek sudah menunggu di rumah kosong itu. Dan setelah anak-anak dan remaja cuti kaki dan berwudhu selepas dari perjalanan takbir keliling mereka semua masuk kerumah kosong, minuman teh manis hangat dan snack ala kadarnya dihidangkan. Dan acara pembagian hadiah serta motivasi kepada adik-adik untuk semangat belajar dan mengaji dimulai. Tak lupa kakak-kakak pembina mengucapkan terimakasih kepada seluruh warga atas sumbangan yang diberikan juga meminta dukungan selalu untuk kegiatan pengajian anak-anak di tahun mendatang. Acara pembagian hadiah selesai dan takbirpun dikumandangkan lagi. Antara jam 22:30 -23:00 makan malam dihidangkan dan jamaah pengajian rumah kosong menikmatinya. Selepas makan bagi yang sudah ngantuk pulang, dan yang masih kuat takbir sampai pagi. Banyak anak-anak yang tertidur di rumah kosong itu sampai waktu sholat subuh.

Rumah kosong itu sudah lama digunakan sebagai tempat beraktifitasnya warga kampungku layaknya kegiatan seperti di mushola dan masjid. Diantaranya sholat taraweh, sholat subuh di bulan ramadhan, pengajian malam jumat dan malam minggu, takbir idul fitri dan idul qurban. Sampai tahun 1990 an kami mendapat tanah wakaf dan akhirnya bisa membangun sebuah masjid kecil berukuran 6×6 m, sehingga aktifitas ibadah kami sehari-hari bisa kami laksanakan di masjid. Alhamdulillahirobbil ‘alamin…masjid ini semakin menambah kecerian dan syiar islam di kampungku.

About Abing Manohara
Hi...Assalamu 'alaikum...I like to write, sharing kindliness and science, tips and solution. Hopefully with this blog many charitable and benefit which I can do for the others people. Solidarity forever....

2 Responses to Pengajian Anak-anak Bulan Ramadhan

  1. Pingback: The Adventure Of Wong Fei Hung In Nusantara Archipelago « wikisopo

  2. Pingback: Bakdho Riyoyo & Bakdho Riyadi « wikisopo

Leave Comment