Ayo Berantas Korupsi Agar Rakyat Sejahtera


Majelis Pekerja dan Buruh Indonesia (MPBI)

BURUH BANGKIT MELAWAN KORUPSI

Siaran Pers

25 Agustus 2012

Korupsi adalah masalah global. Dan salah satu penyebab krisis suatu negara adalah korupsi yang merajalela. Dimana anggaran negara baik ditingkat nasional maupun daerah yang salah satunya berasal dari pajak rakyat yang seharusnya di kembalikan ( redistribusi ) dalam bentuk pelayanan publik dan jaminan sosial disalah gunakan oleh pejabat negara baik eksekutif dan legislatif untuk memperkaya diri atau para pebisnis/pengusaha. Bahkan sering pengusaha melakukan kerjasama dengan aparat penegak hukum baik kepolisian, kejaksaan dan hakim melakukan jual beli perkara .

Indeks Korupsi Indonesia tahun 2011 ada pada rangking ke 100 dari 183 dan ada dibawah Singapura, Brunai, Malaysia dan Thailand. Korupsi adalah sumber kemiskinan sistemik yang dirancang oleh pemerintah di mana anggaran negara diselewengkan untuk memperkaya diri pribadi atau kelompoknya .

Pemerintah dan pengusaha khususnya bankir dan konglomerat sering berkonspirasi untuk menjarah uang rakyat yang ada di APBN/APBD. Dimana sering dengan mudahnya pemerintah memberikan suntikan dana dalam bentuk bail out bagi bank yang mengalami kebangkrutan. Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia berlangsung lama karena dengan mudahnya uang rakyat dijarah para konglomerat hitam khususnya bankir lewat skandal Bantuan Liquitas Bank Indonesia ( BLBI ). Dan sepertinya kasus BLBI dipeti es kan oleh aparat penegak hukum.

Krisis 2008 pemerintah kembali melakukan konspirasi dengan bankir dengan melakukan bail out pada bank century dengan dana segar yang digelontorkan sebesar 6.7 Trilyun . Dana yang dibutuhkan hanya 632 milyar saja untuk bank kecil seperti bank century. Kemudian membengkak menjadi 6.7 trilyun. Dana trilyunan yang baru digelontorkan atas persetujuan Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Uniknya dana itu langsung hilang karena dicairkan disaat yang bersamaan ketika proses bail out dilaksanakan.

Dengan mudahnya pemerintah memberikan dana hanya untuk segelintir pengusaha tapi saat rakyat membutuhkan dana untuk dijalankanya sistem jaminan sosial, khususnya Jaminan Kesehatan bagi seluruh rakyat, pemerintah selalu mempersulit dan mengulur-ulur waktu dengan alasan tidak ada anggaran/dana.

Saat pidato kenegaraan 16 Agustus 2012 Presiden membuat peryataan kontroversial dimana seluruh rakyat akan mendapatkan jaminan kesehatan paling lambat 2019. Padahal sudah tegas UU BPJS sudah mengamanatkan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat wajib dijalankan mulai 1Januari 2014. Artinya jelas pemerintah kembali akan memiskinkan rakyat secara sistemik.

Dengan mahalnya biaya kesehatan karena lambatnya SJSN dijalankan, maka rakyat yang sakit akan jatuh jadi miskin. Dan orang miskin akan banyak meninggal karena tak mendapatkan jaminan kesehatan sebagai hak rakyat. Jelas pemerintah selalu memanjakan pengusaha dalam membuat kebijakan anggaran, dari pada berpihak pada buruh dan keluarganya yang jumlahnya tak kurang dari ratusan juta, karena sering terindikasi pengusaha nakal akan memberikan uang suap bila mereka mendapat bantuan dari pemerintah. Kasus Bank Century akan jadi pintu masuk bagi kaum buruh yang tergabung dalam MPBI untuk melawan korupsi yang memiskinkan rakyat.

Karenanya MPBI menyatakan sikap :

  1. Mendesak KPK untuk membongkar sampai tuntas Skandal Korupsi yang melibatkan oknum pejabat negara dan pengusaha nakal khususnya Bank Century sampai akhir tahun 2012. Dan menagih janji Ketua KPK untuk bekerja secara profesional memberantas korupsi saat insitusi penegak hukum lainnya sudah tidak dipercaya rakyat.
  2. Mendesak Presiden agar menjalankan amanat UU BPJS khususnya Jaminan Kesehatan bagi seluruh rakyat pada 1 Januari 2014 dengan menyiapkan anggaran di APBN 2013 khususnya untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI ) bagi rakyat miskin dan guru honorer
  3. Akan terus mengawal proses hukum Bank Century sebagai indikator keseriusan dalam pemberantasan Korupsi diIndonesia agar Rakyat bisa bebas dari Kemiskin secara sistemik.

               

 Presidum MPBI

Said Iqbal      Andi Gani       Mudofir

KSPI               KSPSI             KSBSI

 

Kontak person

1.Muhamad Rusdi                     081807700570

2.Roni Febrianto                        0818965660     

Roni Febrianto
DPP SPEE FSPMI
Vice Presiden Infokom&Litbang
Jl Raya Pondok Gede no 11 Kp Dukuh ,Jakarta Timur.

Source : http://finance.dir.groups.yahoo.com/group/fspmi/message/9033

Berita terkait :

http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2963

http://www.jurnaliswarga.com/home/top-news/110-top-news-3/2211-menderita-karena-korupsi-buruh-dukung-kpk-basmi-koruptor.html

http://www.antaranews.com/berita/329366/puluhan-buruh-temui-antasari-di-lapas-tangerang

http://portalkriminal.com/index.php/Korupsi/antasari-azhar-dikunjungi-puluhan-buruh.html

http://nasional.sindonews.com/read/2012/08/25/13/667338/muchtar-pakpahan-korupsi-merajalela-buruh-menderita

http://www.lensaindonesia.com/2012/08/25/buruh-siap-demo-besar-besaran-dukung-kerja-kpk.html

http://www.beritasatu.com/megapolitan/68006-september-2-juta-buruh-mogok-massal.html

http://nasional.kontan.co.id/news/buruh-ancam-mogok-di-bulan-september

http://megapolitan.kompas.com/read/2012/08/26/00102534/2.Juta.Buruh.Siap.Mogok.Massal.pada.September

http://news.okezone.com/read/2012/08/25/339/680566/temui-antasari-azhar-buruh-tanya-soal-century

http://news.okezone.com/read/2012/08/25/339/680569/mpbi-korupsi-merajalela-buruh-menderita

http://www.tribunnews.com/2012/08/25/buruh-akan-lakukan-aksi-demo-pemberantasan-korupsi

http://www.tribunnews.com/2012/08/25/buruh-siap-pasang-badan-untuk-kpk

http://nasional.sindonews.com/read/2012/08/25/13/667338/muchtar-pakpahan-korupsi-merajalela-buruh-menderita

http://www.merdeka.com/peristiwa/bertemu-antasari-buruh-ancam-mogok-massal-september.html

About Abing Manohara
Hi...Assalamu 'alaikum...I like to write, sharing kindliness and science, tips and solution. Hopefully with this blog many charitable and benefit which I can do for the others people. Solidarity forever....

Leave Comment