Memaafkan Lebih baik kesudahannya


Jangan pernah membenci teman atau musuhmu yang tidak kamu suka. Memaafkan lebih baik kesudahannya daripada membenci atau mendendam. Jangan pernah meninggalkan teman apalagi memutus silaturahmi dengan mereka. Hanya dikarenakan hal-hal kecil semisal perbedaan pendapat yang tidak principle. Atau kita membenci perilaku buruk seorang teman kita (penghianat, mencla-mencle, omong besar, dll).

Bergaul-lah dengan baik dan sepadan saja dengan mereka jika kamu tetap belum bisa menghilangkan rasa benci. Tetapi akan lebih baik jika kamu memaafkan dengan tulus dan bergaul dengan baik tanpa beban dengan mereka. Namun hal ini akan terlihat janggal oleh teman (yang kamu benci), dan butuh kebesaran jiwa yang lebih untuk sampai ketingkat ini.

Selalu instrospeksi, sabar, ikhlas, tawadhu’, dan taqorrub adalah kunci untuk mencapai derajat kesabaran, keikhlasan dan mampu memaafkan tanpa pamrih dan tanpa syarat. Semua urusan akan diserahkan kepada Allah SWT bagi orang yang telah melakukan proses ini (introspeksi, sabar, ikhlas, tawadhu’, dan taqorrub). Ingatlah firman Allah SWT :

“Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya”. (QS Thaaha : 112)

Dan ingat perintah Allah SWT berikut ini :

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS Al Baqarah : 216).

Ayat diatas (QS 2 : 216) terkait erat dengan perintah perang. Tetapi korelasinya bisa ditarik dan kita maknai dalam persahabatan dan pertemanan. Ataupun sesuatu yang kita benci di kehidupan sosial kita sebagai manusia. Pesan universal terdalamnyanya adalah : kita tidak boleh membenci manusia dengan alasan apapun. Apalagi tidak ada perintah untuk membencinya. Pernahkah karena hal kecil dan sepele anda membenci dan menjauhi teman? Nah itu dia bro …berarti anda belum bisa memberi maaf.

Bahkan musuh yang tanpa senjata dan menyerah, tidak boleh kita bunuh. Non muslim (kafir dzimmi) tetap kita hormati dan kita berikan kebebasan melakukan perintah agamanya(selama mereka tidak memerangi kita). Dan yang paling mulia adalah akhlaq rosululllah. Bagaimana beliau tidak marah apalagi membenci ketika musuh-musuhnya (kafir qurays yang membencinya / atau suku thoif yang mengusirnya) melempari batu dan kotoran unta kepada nabi sampai rencana pembunuhan terhadap beliau. Bahkan nabi mendoakan agar orang-orang itu mendapat petunjuk. Subhanallah…

Kawans n bro2 sekalian dalam kehidupan ini banyak sekali permasalahan dan interaksi dengan orang lain yang memaksa kita mengambil suatu keputusan. Sebagai contoh kita mengahadapi seorang kawan yang sifatnya ”Lain di mulut lain di hati, lain bicara lain kenyataan, teman yang omongannya besar, penjilat ataupun penghianat suatu gerakan. Kita sering kali membenci, memusuhi, mendendam bahkan mengucilkan orang itu apalagi jika posisi kita kuat.

Dibalik itu semua saudaraku, ada sebuah nilai yang terbuang dengan kita membenci, mengucilkan, dan menjauhi orang lain. Sebuah nilai itu adalah rahmat. Ya kita telah membuang rahmat itu dari lingkungan interaksi kita (hablum minna naas). Dan untuk memperoleh kembali rahmat itu kita perlu bersabar dan memaafkan perilaku buruk, perilaku tidak menyenangkan, dan bahkan perilaku penghiatan teman atau saudara kita. Seraya kemudian kita menyambung silaturahmi kembali dengan mereka. Lakukan ini niscaya Allah SWT akan memanjangkan umur dan memudahkan rezeki kita.

Ok bro marilah kita belajar sabar, ikhlas dan mudah memaafkan kesalahan orang lain baik yang mereka sengaja atau yang tidak mereka sengaja. Dan marilah kita sambung silaturahmi yang putus. Sehingga kita menjadi manusia yang mencapai derajat ihsan, taqwa dan Allah SWT memberikan keridhoannya. Di situlah rahmat allah akan diturunkan kepada kita.

Hikmah dan Balasan Memaafkan di dalam Al-Qur’an & Al Hadits

1)      “ Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. Tetapi orang yang bersabar dan mema’afkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan”. (QS Asy Syuura 40-43)

2)      “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS At Taghaabun 14)

3)      “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS Al Imraan 133-134)

4)      “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (An Nuur 22)

5)      “Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”. (QS Al A’raf 199)

6)      “Perkataan yang baik dan pemberian maaf  lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun”. (QS Al Baqarah 263)

7)      Sabda Rasulullah saw,“Allah tidak akan menambah kemaafan seseorang, melainkan dengan kemuliaan, dan tidaklah seseorang merendahkan dirinya karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya”. (Hadits riyawat Bukhari dan Muslim)

8)      Sabda Rasulullah saw,”Jika rasa marah telah meyesakkan (menyusahkan) mu, maka hilangkanlah dengan memberi maaf. Sesungguhnya pada hari kiamat nanti akan ada suara yang memanggil :” Berdirilah siapa yang memiliki pahala di sisi Allah!”.Tidak ada seorang yang berdiri, kecuali orang-orang pemaaf. Tidakkah kamu mendengar firman Allah SWT: “Siapa yang memaafkan dan memperbaiki (hubungannya), maka pahala baginya di sisi Allah” (A’lâmuddin hal. 337)

9)      Sabda Rasulullah saw,”Hendaknya engkau memaafkan, karena tindakan memaafkan itu akan menambahkan kemuliaan seorang hamba. Salinglah memaafkan sehingga kalian mendapatkan kemuliaan dari Allah!”. (Al Kafi juz 2 hal. 108 hadits no 5)

10)  Sabda Rasulullah saw,”Siapa yang banyak memaafkan, maka akan panjang umurnya”. (A’lâmuddin hal. 315)

11)  Sabda Rasulullah saw,”Maafkanlah kesalahan orang-orang yang berbuat kesalahan niscaya Allah akan melindungi kalian dari takdir yang buruk. (Tanbihul Khawathir juz 2 hal. 120)

Source :         http://answering.wordpress.com/2010/04/18/dalam-islam-membalas-itu-tidak-  terlarangtetapi-memaafkan-itu-lebih-baik/

http://kajiantentangquran.blogspot.jp/2011/07/maaf-memaafkan.html

About Abing Manohara
Hi...Assalamu 'alaikum...I like to write, sharing kindliness and science, tips and solution. Hopefully with this blog many charitable and benefit which I can do for the others people. Solidarity forever....

Leave Comment