Berjuanglah Dengan Ikhlas Serta Jiwa Dan Mental Baja


Dari : Ustad Nabiel Al Musawa

“MEREKA MERASA BERJASA DG KEISLAMAN MEREKA, KATAKANLAH : JANGANLAH KALIAN MERASA BERJASA DG KEISLAMAN KALIAN, KARENA ALLAH-LAH YG TELAH BERJASA KEPADA KALIAN KARENA TELAH MENUNJUKKAN KALIAN KEPADA JALAN2 KEIMANAN JIKA KALIAN ADALAH ORANG2 YG BENAR.” (QS Al-Hujurat, 49:17)

PKS sbg Partai Kader memang tidak sama dengan partai2 lainnya, orang yg bisa dipromosikan menjadi pengurus pada strata2 tertentu haruslah telah melewati masa2 pengkaderan selama masa bertahun2 dan telah mencapai kriteria kelulusan pada setiap level tsb dg sangat rinci dan belum mampu ditandingi oleh sistem organisasi manapun termasuk orgenisasi intelijen (demikianlah yg diakui sendiri oleh BIN).

Oleh karena itu para pengamat dari luar ataupun para “aktifis karbitan” yg bisanya berteriak2 dari luar dan “merasa paling berjasa” kepada partai ini tentunya tidak mampu membayangkan bagaimana sulitnya masa2 pengkaderan yg telah dibangun oleh para pendiri harokah dakwah ini selama masa lebih dari 20 tahun dari rumah ke rumah dan dari satu tempat kost ke tempat kost lain.

Para “aktifis karbitan” yg merasa telah “ikut berjuang” untuk partai itu juga tidak pernah tahu berapa kader2 generasi pertama yg sampai drop-out dari kuliahnya karena tugas2 dakwah, berapa kader2 yg terpaksa berjalan puluhan kilometer atau harus keluar masuk hutan di pulau2 di Nusantara ini demi membuka lahan dakwah baru, berapa kader yg setiap malam terkulai kepala2 mereka di meja kerjanya karena lelah membahas dan memikirkan maslahat untuk ummatnya, dan berapa pula kader yg telah menghabiskan semua miliknya yg paling berharga demi membangun fondasi harokah ini.

Para kader generasi awal tsb bukanlah orang yg hidup berkecukupan, namun tidak pernah kemudian mereka mempertanyakan kenapa harus berjuang habis2an seperti itu? Atau apa yg akan didapat dari perjuangan ini nantinya? Atau kami sudah berjuang sehingga partai ini besar maka sekarang giliran partai dong yg memperhatikan dan membesarkan kami? Atau meragukan para qiyadahnya,jangan2 mereka telah keluar dari khittah dakwah ini setelah berkuasa?

Suka dan duka yg telah bersama2 ditempuh dalam perjuangan dakwah; airmata yg telah ditumpahkan pada sujud2 yg khusyu’ di akhir2 malam mendoakan kemenangan ummat ini dg tulus; uang, harta-benda, fikiran dan perasaan dan entah sudah tidak terhitung lagi apa yg dimiliki yg telah dg segala ketulusan diberikan bahkan jiwapun jika diminta pastilah akan diberikan demi tegaknya ummat ini; semua catatan perjalanan, kesan dan waktu yg telah dilewati bersama itu tentunya tidak akan pernah bisa difahami oleh kader2 yg belum memahami apa arti sebuah perjuangan dakwah di dalam Islam dan apa arti sebuah keikhlasan sehingga mampu mengangkat sebuah peradaban dari ummat yg
sudah seperti buih yg terbawa banjir.

“DAN DIANTARA ORANG2 BERIMAN ITU ADA RIJAL YG MENEPATI JANJINYA KEPADA ALLAH, DIANTARA MEREKA ADA YG TELAH WAFAT DAN DIANTARA MEREKA ADA PULA YG MASIH MENUNGGU2 (SAAT PERJUMPAAN DG RABB-NYA), NAMUN MEREKA SEDIKITPUN TIDAK PERNAH MENGUBAH JANJINYA.” (QS Al-Ahzab, 33:23)

Lalu permasalahannya apakah ke-tsiqahan kita kepada qiyadah dakwah ini berarti kita tdk boleh bertanya atau memberikan kritik? Apakah ketaatan kepada para leader partai ini membuat kita menjadikan kita hanya bisa manut tanpa reserve? Tentunya akal yg sehat akan menjawabnya tidak demikian. Bagaimana mungkin sebuah gerakan dakwah yg telah mampu membangun sebuah sistem yg demikian sempurna, sehingga outputnyapun telah terlihat dg jelas kemana2 sebagai generasi muda Islam yg unik, intelektual, militan namun
santun dan moderat dan telah pula menjadi perhatian secara nasional dan internasional akan berlaku demikian?!

Permasalahannya adalah ketidakfahaman dikalangan sebagian besar kader di tingkat grassroot ttg berapa besar tantangan untuk sebuah perjuangan di pentas politik? Seberapa besar kekuatan2 yg bermain dan mampu “memutih” atau “menghitamkan” seseorang atau sekelompok orang? Seberapa jauh poros2 yg berbeda bisa menjadi bersatu ketika melihat sebuah musuh bersama (Islam)? Seberapa besar dana yg dialirkan baik skala nasional maupun skala global untuk memporakporandakan soliditas kader serta melumatkan sama sekali
kekuatan2 yg dapat “mengganggu” kepentingan bersama mereka yg telah
terbangun selama puluhan tahun?

Materi2 ttg Ghazwul Fikri, Ma’na Jahiliyah, Qadhiyyatul Ummah, Marahilu Dakwah, dll sebenarnya sudah dipersiapkan oleh harakah untuk menjelaskan fenomena ini dikalangan kader dakwah sehingga jika masanya hal itu tiba diharapkan kader dapat memiliki manna’ah (imunitas) untuk menangkal hebatnya makar yg akan terjadi pada gerakan dakwah ini, namun memang tataran konsep akan sangat jauh berbeda dg jika hal tsb sdh ada di depan mata, apalagi jika hal tsb menimpa pada generasi kader yg tidak sempat berinteraksi secara
mendalam dg tarbiyyah.

“DAN SESUNGGUHNYA MEREKA TELAH MEMBUAT MAKAR YG AMAT BESAR, DAN DISISI ALLAH-LAH BALASAN MAKAR MEREKA ITU, DAN SESUNGGUHNYA MAKAR MEREKA ITU DAPAT MELENYAPKAN GUNUNG2 KARENA AMAT BESARNYA.” (QS Ibrahim, 14:46)

Hendaknya seorang kader yg ingin mengetahui bagaimana konspirasi hebat yg ingin melumatkan dakwah ini menemui dan bertanya pd anggota legislatif PKS di tingkat terendah (kabupaten/kota/kotamadya), cobalah minta waktu kunjungan pd mereka, kumpulkan masyarakat lalu minta agar dikunjungi oleh aleg PKS di wilayahnya tsb karena hal itu adalah hak masyarakat terhadap aleg di daerahnya, tanyakan apa yg sdh diperbuat oleh kader tsb dan bagaimana konspirasi yg menimpa mereka di DPRD tsb. Lalu bayangkan oleh antum, kalau di tingkat itu saja demikian hebat rekayasa para aleg lain dan kekuatan PEMDA dsb bermain dlm ber-KKN, lalu husnuzhan-lah di tingkat DPR-RI tentunya akan lebih dahsyat dan lebih kejam lagi kekuatan yg bermain.

Dan hendaklah para kader memahami bhw dlm dunia politik informasi itu berubah dalam hitungan jam bahkan menit, sehingga jangankan antum yg di bawah, para qiyadah yg paling ataspun seringkali ketinggalan informasi,bukan karena tdk dibuat mekanismenya namun bagaimana sempat bekerja kalau setiap jam atau menit harus membuat laporan ke para kader di bawah. Demikian pula perkembangan informasi itupun seringkali bertolak-belakang, info yg masuk dan diputuskan pada pagi hari maka di siang hari partai harus membuat kebijakan yg sebaliknya, sorenya mungkin berubah lagi. Belum lagi tidak
semua info bisa disampaikan secara tertulis karena akan memiliki
delik-yuridis walaupun peristiwa tsb kelihatan di depan mata kepala sendiri.

Lalu kenapa tidak diekspos di media? Inipun perlu pembahasan tersendiri, tidak semua media mau memuat dari PKS, cobalah antum ke Aceh lalu antum saksikan sendiri ribuan kader kita yg berjuang disana, apakah ada media yg meliput? Tidak, karena itu hanya akan membesarkan PKS 2009 nanti. Ttg BBM?! Yg pertama kali menyuarakan sikap adalah PKS (coba antum lihat tulisan mas Untung/Ketua Fraksi PKS di majalah SAKSI bbrp terbitan yg lalu), lalu kemudian menjadi suara Komisi-VIII DPR. Kasus mas Irwan juga sebenarnya sudah basi, DPW PKS Sumbar sudah lama membuat klarifikasi namun ketika mas
Irwan dicalonkan sebagai Cagub baru ICW mengeksposnya. Tahukah antum bhw dlm PILKADA saat ini di puluhan daerah (Tk I dan Tk II) kita sdh mampu mengusung para kader2 kita untuk bertarung dg partai GOLKAR dg peluang kemenangan yg signifikan?

Mari kita semua ber-istighfar atas kelalaian kita selama ini(terutama para kader yg memposisikan diri sebagai the-outsider, banyak omong tanpa hasil)sementara para kader lainnya disibukkan untuk terus membangun jaringan demi memenangkan dakwah ini. Sampaikanlah kritik dan pertanyaan dg santun dan penuh hormat kepada para qiyadah yg telah berjuang tanpa lelah demi kemenangan ummat ini. Dan di atas semua itu jika syaithan masih membisiki antum juga, cobalah antum bersikap fair, bandingkan dg partai atau organisasi lainnya baik segi kualitas atau kuantitas, mana sih yg lebih
bermasalah? Kita tidak pernah merasa para qiyadah atau ikhwah kita itu suci,ada juga kader yg karena tergoda syaithan menjadi tergelincir, namun sdh ada mekanisme partai melalui Dewan Syariah yg dg sistemnya yg jelas dan tegas mengatasi hal tsb. Lalu apakah adil jk karena satu dua hal yg nampak belum sempurna kita menggugat dan mencaci-maki seluruh partai kita sendiri?

“WAHAI RABB KAMI AMPUNILAH KAMI DAN SAUDARA2 KAMI YG TELAH MENDAHULUI KAMI DALAM KEIMANAN DAN JANGANLAH ENGKAU JADIKAN DALAM HATI KAMI KEDENGKIAN TERHADAP ORANG2 YG BERIMAN..” (QS Al-Hasyr, 59:10)

SUMBER :

http://santijiwa.wordpress.com/2008/11/04/let-me-introduce-myself/

https://wikisopo.wordpress.com/wp-admin/index.php?page=my-comments

About Abing Manohara
Hi...Assalamu 'alaikum...I like to write, sharing kindliness and science, tips and solution. Hopefully with this blog many charitable and benefit which I can do for the others people. Solidarity forever....

Leave Comment